[REVIEW] Kali Kedua
Unknown
3/22/2017 04:43:00 PM
0 Comments
Judul Buku : Kali Kedua
Penulis : Ainun Nufus
Penerbit : Romancious
Tahun Terbit : 2016
Cetakan : I
Dimensi Buku : 13 x 19 cm
Halaman : 280 Halaman
Playboy dan menyebalkan.
Itulah pendapat Vegya tentang Erhol. Berbeda dengan Arach yang manis dan penuh perhatian.
Akankah pendapat Vegya Berubah setelah melewati hari-harinya bersama dengan Erhol?
Erhol si gunung es yang memiliki pesona kuat untuk meluluhkan hati siapa saja dengan caranya sendiri.
“Not everyone gets a second chance. If you do get one, take advantage of it because it’s a gift, and it may be something better than you had before!”
SYNOPSIS
Melihatmu lagi adalah harapan yang takut aku impikan -Hal. 1
Jatuh cinta setelah kehilangan...
Vegya mengalaminya dan membuatnya menyesal tak berujung, hingga tak ada lagi gairah untuk yang namanya cinta. Rasa cinta ternyata masih membelenggu di hatinya. Ia bahkan berjanji akan melepaskan rasa itu jika Sang Pria yang ditinggalkan sudah menikah. Namun, empat tahun berlalu harapannya tak kunjung terkabul dan membuat Vegya semakin tenggelam di zonanya; zona penyesalan.
Tapi Tuhan punya jawaban untuk penyesalannya, Vegya dan Arach bertemu kembali setelah berpisah bertahun-tahun lamanya. Pertemuan kembali mereka berujung manis hingga ke pelaminan. Jarak berpuluh-puluh kilometer, Jogja-Denpasar pun tak menjadi masalah untuk Vegya dan Arach.
“Aku mau seperti ini terus,”
“Aku juga, Sayang. Tapi aku takut, takut kebahagiaan ini hilang,”—Hal. 61
Pernikahan merupakan sebuah awal dari kehidupan. Masalah datang silih berganti tanpa diundang. Badai pun tak pelak dari kehidupan rumah tangga mereka. Pasang surut kehidupan membuat Vegya sedikit goyah. Niat ingin memberikan kejutan justru Ia yang mendapat kejutan.
Erhol, kembaran Arach yang mempunyai sifat bertolak belakang dengan Arach. Jika Arach memiliki mata berwarna coklat maka Erhol meimiliki mata berwarna biru yang menawan dan badan berotot yang mampu menyedot perhatian wanita yang melihat dirinya. Namun di mata Vegya, Erhol bagaikan bumi dan langit dengan Arach. Arach yang manis dan perhatian sedangkan Erhol, pria menyebalkan dan mendapat cap playboy darinya. Tapi akankah pandangan tersebut berubah?
“Ibarat pensil, saat ini mungkin kamu sedang patah. Tapi, bukan berarti tidak bisa diraut lagi, bukan? Kamu masih bisa merautnya untuk menulis cerita baru di kertas kehidupanmu.”—Hal. 92
REVIEW
Novel karya Kak Ainun Nufus yang aku baca pertama kali berhasil buat aku mesem-mesem karena tingkah Arach dan kesel karena sifat Vegya. Cerita yang mengangkat tema percintaan dan tentu saja romantis selalu buat moodku naik seketika, walau ada bumbu-bumbu perjodohan. Di novel ini banyak banget membahas kesempatan kedua.
ALUR
Aku kurang suka dengan alur cerita di bab-bab awal, karena menurutku alurnya terlalu cepat sehingga susah dicerna bagiku dan menimbulkan pertanyaan di kepala. “Ini kok bisa begini?”, “Kok tiba-tiba di sini?”, “Kenapa cepet banget nikahnya?”, dan lain sebagainya. Yang paling bikin kaget adalah ketika Vegya dan Arach tau-tau udah nikah aja, aku kira bakal dijelasin prosesi pernikahan mereka tapi ternyata nggak. Tapi di halaman 100-an aku mulai mengerti kenapa alurnya seperti ini, alur ceritanya pun mulai melambat, bukan lambat kayak siput tapi lebih mending daripada alur di bab-bab awal. Semua rahasia pun akhirnya terkuak tuntas. Aku pun bisa mengikuti cerita ini sampai tamat~
TOKOH
Dari tokoh-tokoh yang ada di Novel Kali Kedua ini, aku hanya akan menjelaskan sedikit karakter 3 tokoh utamanya yaitu,
Arach, Sang pria pujaan Vegya ini amat sangat pengertian, perhatian, manis, dan baik. Ciri-ciri cowok yang suami-able banget kan? Di saat Vegya terpuruk, Arach selalu nemenin walau Vegya enggan gitu. Dan saat Vegya curiga sang suami bermain di belakangnya, Arach selalu kasi pengertian ke Vegya sampai Vegya percaya lagi sama Arach.
Vegya, si gadis bodoh dan ceroboh tapi manis ini punya karakter yang kekanakan padahal umurnya udah 26 tahun. Dia selalu menarik kesimpulan atas apa yang dia lihat tanpa nyari tau dulu apa yang terjadi sebenarnya. Kalau kata Erhol sih Vegya kalau lagi marah nggak pernah pakai logika dan suka ngambekan. Aku sendiri kurang suka sama karakter Vegya.
Erhol, si cowok gunung es yang punya kulit eksotis nan tampan, termasuk tipe orang yang suka hal simple dan malas memikirkan sesuatu yang rumit-rumit, kaku, protektif, pemaksa, pendiam, dan misterius.
“...Erhol itu tipe orang yang pendiam, dan orang pendiam itu jangan sampai dibuat kesal. Sekalinya orang pendiam marah itu mengerikan.”—Hal. 252
Karakternya hampir mirip banget sama aku dan itulah yang buat aku suka sama Erhol. Kaku dan pendiam itu cuma muncul kalau ketemu orang baru yang sama sekali nggak dikenal dan bakalan berubah jadi ramah kalau udah kenal banget :D
Selain mereka bertiga ada juga tokoh-tokoh lainnya, yaitu Maminya Vegya, Ayah dan Ibu Erhol dan Arach yang mertua-able dan pengertian banget sama menantu satu-satunya, Clara; mantan pacar Erhol, Bryan; atasan Vegya, dan TJ; teman Erhol.
SUDUT PANDANG
Dari awal hingga akhir bab, novel Kali Kedua ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu karena, pengarang bertindak seolah-olah tahu segala peristiwa yang terjadi dan dialami oleh tokoh-tokohnya. Kurang greget sih sebenarnya :D
LATAR
Kisah dari novel ini mengambil latar tempat di Jojgakarta; tempat tinggal Vegya, Malang; kota asal Erhol dan Arach, dan Denpasar. Tapi sebagian besar ada di Denpasar tepatnya di Sanur. Inilah yang buat aku seneng kebangetan karena latar tempatnya itu aku tau banget, kan aku tinggal di Denpasar :D Tapi yang aneh adalah aku nggak tau kalau di Bali ada apartemen, kebanyakan sih adanya hotel. /slap/
GAYA BAHASA
Gaya bahasa yang digunakan mudah dimengerti walau ada bahasa-bahasa asing yang digunakan. Nggak kaku sama sekali karena rata-rata percakapannya menggunakan bahasa sehari-hari.
AMANAT
Dari novel ini banyak sekali hal yang bisa kita ambil hikmahnya tapi bagiku yang paling ngena adalah :
Banyak orang yang menyia-nyiakan kesempatan apalagi kesempatan kedua yang tak mungkin datang untuk ketiga kalinya. Jadi selagi memiliki kesempatan gunakanlah dengan baik. Jangan di buang sia-sia kalau tidak ingin menyesal di kemudian hari.
Don’t judge the book by it’s cover. Jangan lihat seseorang dari tampilannya. Jangan langsung mencap orang itu sebagai orang jahat. Kenali dulu baru menghakimi, agar tidak salah paham. Tapi harus tetap waspada ya...
Overall, aku suka sama ceritanya terutama konfliknya nggak berat tapi membekas. Setidaknya konfliknya yang yang tidak bertele-tele atau bolak-balik nggak karuan dan mudah dimengerti walau alur di bab-bab awal terlalu cepat. Setiap manusia pasti nggak luput dari kesalahan, I know it right. Tapi aku sedikit terganggu, bukan kesalahan penulisan katanya melainkan huruf satu dengan yang lainnya itu nggak ada spasinya. Terus, selalu ada quotes cantik di pembuka setiap bab yang bikin tambah semangat bacanya dan makin pensaran tentunya. Kovernya pun tak luput dari pandanganku, iya, kovernya yang berwarna merah muda membuatku tertarik (penyuka merah muda garis keras) apalagi ada bunga-bunganya duh manis banget (kayak aku).
Tapi ada kekurangan dalam novel ini yaitu, label novel yang tidak sesuai. Di kover belakang, bawah barcode, tertulis ‘Novel Remaja’ which means ini melenceng dari ceritanya karena di ceritanya nggak ada tentang remaja sama sekali. Lalu, gambar suasana pantai di setiap bab membuatku gagal paham. Apa sebenarnya maksudnya? Ada apa dengan pantai? Dan sampai di akhir cerita pun aku nggak nemuin maksudnya. But, I’m okay with that, just a lil bit curious. HEHEHEHE :D
Last but not least, aku cantumin quotes dari novel Kali Kedua yang paling aku suka di bawah ini :
“Milikku. Akankah sama artinya aku mencintaimu?”—Hal. 191
“Pikirkanlah sebelum terlambat, kesempatan tak selalu datang dua kali, Nak.”—Hal.201
“Baginya, saat ini bukan saatnya untuk mendengarkan apa yang orang lain katakan jika itu akan menyakiti diri sendiri. Tapi nikmati hari dan dengarkan apa yang dikatakan orang-orang yang sayang kepadanya..”—Hal. 238
RATE
Xx,